KORUPSI MERAJALELA, RAKYAT MENDERITA

on Senin, 31 Maret 2008


Korupsi sudah menjadi budaya favorit di Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum, tiap bidang dan elemen mana pun korupsi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pejabat terkait. Di pemerintah pusat, daerah, sampai ke kelurahan bahkan sampai tingkat RT pun korupsi sudah merajalela. Tidak bisa dijelaskan secara pasti, sebab utama budaya ini begitu memboomingnya di Indonesia. Entah karena karakter orang Indonesia itu sendiri, atau mungkin juga disebabkan virus korupsi yang sudah ada sejak masa V.O.C dulu yang diidap oleh orang Indonesia dan terwariskan secara turun-temurun ke anak cucunya.
Kalau bisa ditarik suatu pernyataan, korupsi merupakan sebab utama terjadinya berbagai krisis di Indonesia tercinta ini. Kehancuran ekonomi dan moral sudah tidak terelakkan lagi. Orang miskin, anak jalanan, pengemis, dan yang sejenis dengan itu mudah ditemukan di mana-mana. Makisiat dan kriminalitas seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencurian maupun pelecehan sudah menjadi konsumsi sehari-hari dalam dunia informasi dan berita. Semua hal negatif itu bisa terjadi begitu saja hanya gara-gara satu kata, yaitu korupsi. Jadi, salah satu jalan untuk mengikis itu semua adalah dengan menumpas habis korupsi itu sendiri. Memang benar berbagai upaya telah dilakukan untuk melakukan penumpasan terhadap virus V.O.C. ini, tetapi dampaknya belum terasa saking kuatnya virus ini teridap oleh sebagian Indonesia. Akibatnya, masyarakat menderita, tanpa diketahui oleh mereka yang korupsi dan bergelimang dengan harta. Jadi, boleh dibilang kondisi ini merupakan suatu simbiosis parasitisme, yang untung pejabat dan menderita adalah rakyat.
Tidak bisa dinafikan lagi, penderitaan rakyat berakar dari maraknya korupsi oleh para pejabat. Yang mereka makan adalah uang rakyat, yang seharusnya dibagikan ke masyarakat. Rakyat menderita, haknya terabaikan, dan para kerah putih itu masih saja tertawa. Tidak perlu dipertanyakan lagi, sudah berapa orang miskin yang ada di Indonesia, yang jumlahnya makin lama makin bertambah. Satu pernyataan yang bisa diungkapkan, korupsi makin merajalela, yang miskin tambah miskin, yang kaya makin kaya, dan yang menderita makin nelangsa.

0 komentar: