umat islam todays

on Rabu, 23 April 2008

Umat islam secara global merupakan umat yang paling banyak di dunia. Bahkan perkembangan agama islam di beberapa wilayah boleh dibilang cukup pesat. Di eropa misalnya, yang nota bene penduduknya mayoritas kristiani, tercatat islam merupakan agama yang paling tinggi pertumbuhannya di eropa. Untuk Indonesia, merupakan mayoritas, bahkan merupakan negara yang memiliki penduduk islam terbanyak di dunia.

Namun amat disayangkan, seiring dengan perkembangan agama islam atau pertambahan jumlah muslim di dunia, tidak dibarengi dengan persatuan yang kokoh antar umat muslim di dunia. Kondisi umat isalam sekarang, boleh dibilang seperti yang pernah digambarkan Rasulullah SAW, bahwa akan datang masanya dimana umat isalam itu seperti buih di lautan. Maksudnya, umat muslim itu memang banyak layaknya buih, namun memiliki keterikatan yang lemah, mudah diombang-ambing oleh ombak di lautan. Bahkan OKI, yang seharusnya bisa meningkatkan ukhuwah antar uamat islam di berbagai belahan dunia, belum bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Fakta menunjukkan, betapa harga diri atau izzah umat islam telah diinjak-injak oleh Amerika dan antek-anteknya. Kondisi muslim di Palestina, Irak, Afghanistan, dan negara kecil muslim lainnya merupakan bukti nyata betapa terzaliminya umat muslim saat ini. Regional dan negara telah menjadi gap yang menyebabkan timbulnya sikap tidak peduli sebagian besar umat islam di dunia. Suatu anekdote bisa disampaikan, seandainya seluruh umat islam yang di Indonesia saja “mengencingi” negara Israel itu, maka Israel yang kecil itu pun akan tenggelam. Namun, amat disayangkan, jangankan ikut membantu berjuang demi Palestina dengan jiwa maupun harta, untuk tahu dengan kondisi umat islam di Palestina saja, pengetahuan sebagian umat muslim masih diragukan. Padahal sudah nyata muslim di sana telah terzalimi, Masjidil Aqsa yang merupakan kiblat pertama telah diambil alih oleh Yahudi Israel, ibadah umat islam telah Umat islam secara global meruapakan umat yang paling banyak di dunia. Bahkan perkembangan agama islam di beberapa wilayah boleh dibilang cukup pesat. Di eropa misalnya, yang nota bene penduduknya mayoritas kristiani, tercatat islam merupakan agama yang paling tinggi pertumbuhannya di eropa. Untuk Indonesia, merupakan mayoritas, bahkan merupakan negara yang memiliki penduduk islam terbanyak di dunia.

Namun amat disayangkan, seiring dengan perkembangan agama islam atau pertambahan jumlah muslim di dunia, tidak dibarengi dengan persatuan yang kokoh antar umat muslim di dunia. Kondisi umat isalam sekarang, boleh dibilang seperti yang pernah digambarkan Rasulullah SAW, bahwa akan datang masanya dimana umat isalam itu seperti buih di lautan. Maksudnya, umat muslim itu memang banyak layaknya buih, namun memiliki keterikatan yang lemah, mudah diombang-ambing oleh ombak di lautan. Bahkan OKI, yang seharusnya bisa meningkatkan ukhuwah antar uamat islam di berbagai belahan dunia, belum bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Fakta menunjukkan, betapa harga diri atau izzah umat islam telah diinjak-injak oleh Amerika dan antek-anteknya. Kondisi muslim di Palestina, Irak, Afghanistan, dan negara kecil muslim lainnya merupakan bukti nyata betapa terzaliminya umat muslim saat ini. Regional dan negara telah menjadi gap yang menyebabkan timbulnya sikap tidak peduli sebagian besar umat islam di dunia. Suatu anekdote bisa disampaikan, seandainya seluruh umat islam yang di Indonesia saja “mengencingi” negara Israel itu, maka Israel yang kecil itu pun akan tenggelam. Namun, amat disayangkan, jangankan ikut membantu berjuang demi Palestina dengan jiwa maupun harta, untuk tahu dengan kondisi umat islam di Palestina saja, pengetahuan sebagian umat muslim masih diragukan. Padahal sudah nyata muslim di sana telah terzalimi, Masjidil Aqsa yang merupakan kiblat pertama telah diambil alih oleh Yahudi Israel, ibadah umat islam telah dihambat, dll.

Kondisi apatisnya sebagian umat muslim dalam hal ukhuwah islamiah ini memang tidak bisa diubah semudah layaknya membalikkan telapak tangan. Dibutuhan proses yang cukup panjang untuk bisa membentuk pribadi muslim yang ideal. Diperlukan waktu yang cukup lama, dan keistiqamahan yang tinggi agar ukhuwah isalmiah ini terwujud. Sehingga sampai saatnya nanti, cita-cita persaudaraan muslim (ikhwanul muslimun) bisa tercapai.

Aminn....

0 komentar: